Antara mitos dan kesaksian para pendaki, dijamin sukses membuatmu merinding berkali-kali!
Di dalam tokoh pewayangan, nama Arjuna atau orang jawa menyebutnya Arjuno, memiliki peran yang sentral. Kalian pasti juga pernah dengar perang barathayudha antara Pandawa dengan Kurawa. Apalagi kalau kalian penggemar berat serial di TV itu yang main orang India itu, pasti kalian sudah hafal ceritanya.
Kita tidak akan membahas tentang Arjuna di pewayangan. Tetapi ketika kalian mendaki gunung Arjuna kalian bisa membayangkan betapa gagahnya sosok Arjuna tersebut jika memang ada. Menurut mitos yang beredar, Gunung Arjuna ini merupakan tempat Moksa-nya Arjuna dan Eyang Semar.
Gunung Arjuna dengan ketinggian 3.339 mdpl, sejak jaman Majapahit sudah dijadikan tempat pemujaan. Seperti halnya gunung penanggungan yang terletak tidak begitu jauh dari gunung arjuna ini, keduanya banyak memiliki peninggalan sejarah berupa bangunan pemujaan. Dilereng-lereng gunung Arjuna yang berketinggian 3.339 mdpl tersebut banyak terdapat arca maupun candi peninggalan kerajaan Majapahit. Situs-situs kuno dan bersejarah ini banyak berserakan mulai dari kaki gunung sampai di puncak gunung arjuna
Gunung Arjuna dikenal sebagai salah satu destinasi para pencita kegiatan pendakian. Jalur yang menantang, kemiringan yang curam, mitos-mitos yang berkembang, menjadi bumbu yang mengasyikkan untuk dirasakan.
Gunung Arjuna juga terkenal dengan keangkerannya, tidak jarang pula sering memakan korban jiwa. Jalur yang bisa dibilang cukup mistis yaitu jalur pendakian dari Purwosari, yang kebetulan setiap posnya banyak sekali peninggalan kerajaan Jawa pada masa lalu.
Situs-situs Candi dan patung pemujaan peninggalan Jaman Majapahit itu hanya dapat dijumpai di jalur pendakian Purwosari, yakni tepatnya dari desa Tambak watu kec. purwodadi, kab. pasuruan. Suasana angker dan penuh magis masih menaunginya, karena situs-situs tersebut masih sering didatangi para pejiarah untuk bermeditasi dan berdoa, terutama para penganut kejawen, sehingga situs-situs kekunaan di gunung Arjuna ini terawat dan terjaga dengan baik.
Terdapat beberapa gunung di sekitar Gunung Welirang-Arjuna di antaranya: Gn. Arjuna (3339 mdpl), Gn. Welirang (3156 mdpl), Gn. Kembar I (3051 mdpl), Gn. Kembar II (3126 mdpl), Gn. Ringgit (2477 mdpl). Gn. Arjuna- Welirang dapat didaki dan berbagai arah; arah Utara (Tretes), dan arah Timur (Lawang) dan dari arah Barat (Batu-Selecta).
Ada empat jalur yang bias ditempuh menuju puncak gunung Arjuno dan gunung Welirang yakni Jalur Tretes, Jalur Lawang, Jalur Purwosari dan Jalur Batu.
Mendaki ke Gunung Arjuno dari beberapa jalur yang ada pasti melewati Alas Lali Jiwo atau Hutan Lupa Diri. Sebuah penamaan yang cukup angker dan membuat bulu kudu serasa berdiri.
Sebelum melewati Hutan Lali Jiwo, pendaki akan melewati dulu alas Nggombes yang ditumbuhi tanaman yang buahnya dimakan lutung jawa, di sini hutan masih sangat lembab. Kemudian ketika masuk Hutan Lali Jiwo maka akan pertemuan jalur pendakian dari Purwosari, Pasuruan, Lawang, dan Singosari karena bentuk alasa ini seperti mengitari Arjuna. Dari sana medan sudah menanjak dan pepohonan jarang.
Cerita mistis yang beredar di kawasan ini adalah survivor tidak boleh sembarangan berbuat, misalnya merasa sudah mendaki lama, ataupun bersikap sombong. Banyak sekali survivor yang berjalan memutar dengan jalur yang itu-itu saja. Biasanya ini akan membuat lelah dan mereka yang terus berjalan akan semakin tersesat.
Selain kesombongan, dalam cerita pendakian Gunung Arjuno ada kisah mistis yang tertuliskan tentang pantang survivor, yaitu:
1. Jangan memakai baju dominan merah
2. Jangan berangkat dengan jumlah ganjil
3. Jangan sesumbar dan mengampangkan
4. Jangan merusak situs situs peninggalan Majapahit yang tersebar di Arjuna.
Terlihat seram dan penuh mitos memang, namun pada kenyataannya banyak kisah yang menyatakan jika Hutan Lali Jiwo dan Gunung Arjuno pada umumnya banyak dihuni oleh bangsa jin dan lain sebagainya. Konon, beberapa pendaki yang hilang dan belum ditemukan hingga kini dianggap diambil mantu oleh penghuni Gunung Arjuno.
Gunung Arjuna dikenal sebagai salah satu destinasi para pencita kegiatan pendakian. Jalur yang menantang, kemiringan yang curam, mitos-mitos yang berkembang, menjadi bumbu yang mengasyikkan untuk dirasakan.
Situs-situs Candi dan patung pemujaan peninggalan Jaman Majapahit itu hanya dapat dijumpai di jalur pendakian Purwosari, yakni tepatnya dari desa Tambak watu kec. purwodadi, kab. pasuruan. Suasana angker dan penuh magis masih menaunginya, karena situs-situs tersebut masih sering didatangi para pejiarah untuk bermeditasi dan berdoa, terutama para penganut kejawen, sehingga situs-situs kekunaan di gunung Arjuna ini terawat dan terjaga dengan baik.
Ada empat jalur yang bias ditempuh menuju puncak gunung Arjuno dan gunung Welirang yakni Jalur Tretes, Jalur Lawang, Jalur Purwosari dan Jalur Batu.
Terlihat seram dan penuh mitos memang, namun pada kenyataannya banyak kisah yang menyatakan jika Hutan Lali Jiwo dan Gunung Arjuno pada umumnya banyak dihuni oleh bangsa jin dan lain sebagainya. Konon, beberapa pendaki yang hilang dan belum ditemukan hingga kini dianggap diambil mantu oleh penghuni Gunung Arjuno.
Posting Komentar Blogger Facebook