0 Comment



Para pembaca sekalian, terkait fenomena arus informasi yang terjadi saat ini di dunia maya, terutama tentang berita, artikel, tips-tips, ujaran kebencian & HOAX, serta hal-hal lain yang dapat dibaca & diforward, saya ingin berbagi beberapa hal penting sebagai berikut ;

A. Faktor utama yang menyebabkan informasi palsu (Hoax) mudah tersebar adalah: “Adanya kecenderungan masyarakat yang kurang bertanggungjawab dalam bermedia sosial dan ingin menjadi orang pertama dalam menyebar berita”.

B. Adanya 4 (empat) aspek mengirim HOAX yaitu:
1) Ekonomi, (Memanfaatkan jumlah follower untuk mendapatkan keuntungan),
2) Ideologi (Menolak Ideologi orang lain yang sesungguhnya ideologi tersebut tidak menggangu ideologi yang dianut),
3) Provokasi (Penikmat kericuhan akibat berita hoax)
4) Lelucon (Candaan/ kritikan).

C. Alasan meneruskan HOAX dan persentasenya:
1) Berita dari orang yang dapat dipercaya 48%,
2) Mengira bermanfaat 31%,
3) Mengira BENAR 4%,
4) Ingin dianggap jadi orang PERTAMA yang tahu 3%.

D. Perilaku masyarakat saat menerima HOAX
1) 1% SEARCH: Memeriksa KEBENARANYA.
2) 15% DELETE: Segera MENGHAPUS/ MENDIAMKAN. Beberapa orang lebih suka menghapus atau mendiamkan suatu informasi yang didapat, karena beranggapan bahwa informasi tersebut sebagai SPAM/ Sampah (tidak bermanfaat).
3) 48% COPY + PASTE: MENERUSKAN. Banyak orang meneruskan atau berbagi informasi karena beberapa hal, seperti: menerima berita dari orang yang dapat dipercaya/ mengira Bermanfaat/ mengira BENAR & atau ingin jadi PERTAMA yang tahu.

E. Bagaimana mendewasakan diri untuk tidak masuk dalam lingkaran HOAX atau menjadi agen-agen HOAX?. Hanya perlu cara kecil bagi yang mau berpikir. Di bawah ini ada tips (sudah pernah saya sampaikan di koran Jawa Pos (Januari 2018) dan di koran Sindo.News, Februari 2018).

Mari kita lihat konsep OASIS sebagai cara komunikasi efektif yang dapat dipakai menghadapi HOAX.

Pertama-tama perlu kita lihat dan pahami bersama, apa itu OASIS.

OASIS adalah singkatan dari:
 O: Observable, (Hal yang dapat diamati)
 A: Assumption, (Asumsi)
 S: Stop dan suspend, (Berhenti dan menunda menghakimi atau meng-counter
atau meneruskan namun melakukan konfirmasi, check, mengumpulkan
bahan keterangan dan menyelidiki (inquire/ investigate)
 I: Identify needs (Identifikasi kebutuhan/ perlu dan tidak)
 S: Select action (Memilih tindakan)

Observable: Artinya bahwa sesuatu yang terjadi dalam hidup seseorang baik itu mendengar, melihat, membaca (melalui multimedia) mengalami, merasakan, dan lain sebagainya merupakan sesuatu yang disebut hal yang DAPAT DIAMATI (OBSERVABLE).

Hal yang dapat diamati tersebut secara otomatis akan memberi perubahan pada pikiran dan perasaan (percaya, ragu, marah, dongkol, sedih, nafsu, putus asa, dll).

Hal inilah yang disebut sebagai ASSUMPTION (Asumsi). Pada tahap ini, tidak ada tindakan atau kata-kata maupun tulisan yang dapat dibenarkan, karena belum didukung oleh data/ fakta yang valid (Kecerdasan spiritual sangat diperlukan pd fase ini).

Untuk menangani Asumsi ini dengann baik, maka diharapkan untuk tidak melakukan penghakiman/ memberi reaksi dulu (kecuali anak-anak TK), namun harus STOP dan SUSPEND (berhenti dan menunda) untuk melakukan penghakiman/memberi reaksi baik berupa tindakan, kata-kata, tulisan, mem-forward pesan ataupun membalas pesan.

(Kecerdasan Emosional sangat diperlukan di tahap ini). Karena pada tahap ini, kita harus mampu menahan diri dan harus melakukan verifikasi, mencari tahu, mengumpulkan data/bahan keterangan, konfirmasi, memiliki data dan fakta yang benar, yang akan dipakai untuk merespon.

Walau demikian, meskipun sudah memiliki data dan terkonfirmasi bahwa hal tersebut benar adanya, namun respon (pengambilan tindakan) belum dapat dilakukan karena masih ada tahap ke-empat yaitu; IDENTIFY NEEDS (mengidentifikasi kebutuhan) dimana pertimbangan akan untung rugi, perlu tidak, mermanfaat atau tidak harus betul-betul sudah diperoleh.

Nah, jika no 3 dan 4 sudah dimiliki barulah sah kita SELECT Action. Memilih tindakanatau kata-kata yang tepat agar tidak ada yang terciderai. Selamat belajar menggunakan teori OASIS untuk merawat bangsa yang besar ini.

sumber humas.polri.go.id

Posting Komentar Blogger

 
Top